Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengungkapkan informasi terbaru mengenai buronan mantan CEO Investree, Adrian Asharyanto Gunadi.
Berikut adalah rangkuman fakta-fakta yang diungkapkan OJK:
- Identitas Buronan: Adrian Asharyanto Gunadi adalah mantan Direktur Utama (CEO) PT Investree Radhika Jaya (Investree), platform peer-to-peer lending (P2P Lending).
- Status Hukum: Adrian Gunadi telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana di sektor jasa keuangan terkait pengelolaan dana yang tidak transparan di Investree. Ia juga telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
- Lokasi Terkini: Berdasarkan informasi yang diperoleh OJK per Juni 2025, Adrian Gunadi diketahui berada di Doha, Qatar. Ia diduga melarikan diri ke luar negeri membawa uang nasabah di tengah masalah gagal bayar yang melanda Investree.
- Upaya Hukum OJK:
- OJK terus berkoordinasi erat dengan aparat penegak hukum (APH), termasuk Kepolisian RI.
- Penyidik OJK telah menerbitkan DPO terhadap Adrian.
- OJK juga telah meminta penerbitan red notice kepada Interpol melalui Kepolisian RI untuk memburu dan membawa Adrian Gunadi kembali ke Tanah Air.
- Tujuan utama OJK adalah membawa Adrian Gunadi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan mengembalikan kerugian para lender (pemberi pinjaman) Investree.
- Latar Belakang Kasus Investree:
- Investree menghadapi masalah serius terkait gagal bayar kepada para lender dengan tingkat kredit macet yang tinggi.
- OJK telah mencabut izin usaha Investree pada 21 Oktober 2024, setelah perusahaan tersebut terbukti melanggar ekuitas minimum dan ketentuan lainnya.
- Sebelum pencabutan izin usaha, Adrian Gunadi diberhentikan dari jabatannya sebagai CEO Investree pada 2 Februari 2024.
Kasus ini menjadi sorotan serius karena melibatkan kerugian besar bagi para lender dan mencoreng citra industri fintech P2P lending di Indonesia. OJK dan aparat penegak hukum berkomitmen untuk terus mengejar dan memproses hukum Adrian Gunadi demi tegaknya keadilan dan perlindungan konsumen.
